Coco, Keluarga Tak Pernah Mati


Ini bukan tentang Keluarga Cemara yang kasih bersahajanya melegenda di Indonesia. Ini juga bukan tentang Addams Family yang serem tapi penuh kasih sayang. Ini adalah kisah Keluarga Rivera asal Mexico yang cinta kasihnya melintasi hidup dan mati.

Sumber Gambar : Pixar

Family comes first!
Film Coco (2017) mengambil sudut pandang seorang anak kecil bernama Miguel pada suasana Dia de Muertos yang disebut juga Festival Orang Mati. Nama acaranya memang seram tapi suasanya jauh dari kata horor. Kebudayaan Mexico mengemas Festival Orang Mati dalam kemeriahan penuh warna-warni. Terimakasih film ini disutradarai oleh Lee Unkrich, bukannya Tim Burton. Tradisi yang sekilas terdengar angker justru menjadi pemandangan cantik sekaligus mengharukan!

Salah satu orang yang antusias dengan Festival Orang Mati adalah Miguel (Anthony Gonzalez). Dia adalah keturunan kelima Keluarga Rivera yang sakit hati gara-gara musik. Mereka alergi musik sejak "papa misterius" pergi dari rumah dan memilih bernyanyi untuk dunia. Benci, benci deh sama musik!

Tak disangka, Miguel justru jatuh cinta dengan musik. Semua akibat Ernesto de La Cruz (dimainkan oleh Benjamin Bratt), legenda musik Mexico yang punya motto "Seize Your Moment". Miguel akhirnya memberontak. Dia memilih menjadi musisi dibandingkan pembuat sepatu. Semangat Miguel makin mengebu-gebu waktu dia tak sengaja menjatuhkan foto wasiat Mama Imelda di meja doa. Foto itu jadi petunjuk siapa "papa misterius" yang sengaja dihilangkan identitasnya selama beberapa generasi.

Petunjuk awal Miguel adalah gitar putih dengan logo tengkorak. Hanya ada satu orang yang punya gitar yang sama persis dan dialah Ernesto de la Cruz. Miguel yang ingin membuktikan jiwa musisi dalam diri kemudian nekat mengambil gitar yang tersimpan di makam Ernesto.

Jreng, jreng... Baru menjajal main beberapa petik, Miguel masuk ke Dunia Orang Mati. Adegan demi adegan menceritakan makna sesungguhnya Festival Orang Mati.

Masyarakat Mexico percaya ada kehidupan setelah mati. Orang yang telah meninggal hanya berpindah dunia saja, dari Dunia Orang Hidup ke Dunia Orang Mati. Mereka tetap dapat hidup "normal" selama masih ada orang yang mengenang. Bahkan mereka dapat berkunjung ke Dunia Orang Hidup setahun sekali untuk bertemu dengan anggota keluarga yang masih hidup. Momen inilah yang dikenal dengan nama Dia de Muertos.

Hector berusaha mengelabui petugas "imigrasi" dengan berpura-pura menjadi Frida Kahlo. Dalam film ini, Frida ditampilkan sebagai dirinya sendiri. Seniman nyentrik, galak, namun tetap penyayang. (Sumber Video : TV Mov)

Sayangnya tidak semua orang mati berhasil melintasi "jembatan penyebrangan" hidup dan mati. Mereka yang masih dikenang dan fotonya masih dipajang di meja doa (ofrenda) sajalah yang mampu berjalan di atas jembatan bunga Marigold. Mereka yang terlupakan akan mati kedua kalinya dan itulah akhir kisah hidup sesungguhnya. The Final Death! (Dan, tiba-tiba saya teringat Buku Have a Little Faith dari Mitch Albom yang bercerita hal senada.. Huiks..)

Miguel pun bertemu dengan seluruh keluarganya yang sudah meninggal. Kaget sama kaget, Miguel dibawa ke Kantor Administrasi Dunia Orang Mati. Miguel makin kikuk ketika berhadapan dengan Mama Imelda yang ngamuk besar karena tidak dapat menyebrang ke Dunia Orang Hidup. Semua karena Miguel menjatuhkan foto satu-satunya Mama  Imelda dari meja doa.

Mama Imelda marah besar. Dia mengirimkan Miguel kembali ke dunia nyata namun Miguel tetap bersikeras dengan jiwa musisinya. Miguel kabur dan bertemu Hector, orang mati yang nyawa kematiannya di ujung tanduk. Miguel pun bekerja sama dengan Hector. Hector berjanji membantu Miguel bertemu Ernesto de La Cruz untuk mendapat restu kembali ke dunia orang hidup. Sementara itu Miguel berjanji ketika kembali ke dunianya, dia akan meletakan foto terakhir Hector (yang identik dengan Eugene dalam Tangled) di meja doa supaya Hector dapat berkunjung ke dunia Miguel.

Twist dimulai ketika ternyata Ernesto de la Cruz merupakan bekas sahabat Hector. Ernesto membunuh Hector yang kangen rumah di saat karir keduanya belum mencapai puncak. Ernesto mencuri semua mahakarya Hector. Termasuk lagu "Remember Me" yang diciptakan Hector untuk Coco anak semata-wayangnya dan gitar putihnya yang bermotif tengkorak. Ow.. ow... Miguel salah orang!

Ketika semua tersadarkan, batas waktu Miguel dan Hector tinggal sedikit. Hector yang akhirnya berdamai dengan istrinya, Mama Imelda, memilih mengirimkan Miguel pulang tanpa harus membawa foto terakhir Hector.

Miguel berhasil pulang. Miguel pun berhasil menyembuhkan Mama Coco-nya dari dimensia berkat lantunan lagu Remember Me. Duh, adegan ini mengharukan banget.

Sumber : Dylan's Review

Film ditutup dengan akhir bahagia dong tentunya. Satu kalimat Miguel di penghujung film jadi peneguhan buat kita semua, "Mereka (yang telah pergi) menggantungkan nasib kepada kita agar tetap dapat hidup walau sudah mati".

Isi kepala boleh berbeda,
Jiwa pun tak sama,
Tapi keluarga tetap keluarga,
Tetap kenanglah keluarga ya..

Film Coco meraih dua penghargaan dalam Academy Awards 2018. Pertama untuk kategori Best Animation dan kedua untuk Best Original Score atas lagu "Remember Me". 

Catatan akhir saya, ada baiknya jika orang dewasa tetap mendampingi anak-anak ketika menonton film Coco. Imajinasi dan rasa ingin tahu anak-anak butuh tuntunan untuk memahami hidup pasca kematian dalam kepercayaan kita masing-masing. Ini berat lho..

Sumber Gambar : Pixar

Evi Panjaitan yang tiba-tiba kangen Ompung,
Cherish The Life

Comments

  1. Grosvenor Hotel Casino & Spa: Luxury Hotel in Israel - Air
    Grosvenor ford fusion titanium Hotel good retro jordans Casino & Spa is situated on the top 출장안마 level of Israel's renowned Gold Coast and features 토토 커뮤니티 over 2,000 guest retro jordans store rooms. Located in the centre of

    ReplyDelete

Post a Comment